***
Malam
itu ketika aku sedang mengerjakan tugas sekolah, tepatnya sesudah
sholat magrib. Aku larut dengan pikiranku sendiri, asyik dengan
mengerjakan tugas itu tanpa memedulikan orang-orang di sekelilingku.
Tiba-tiba handphone-ku berbunyi tanda sms masuk. Aku pun cukup kaget dan
bertanya-tanya “siapa sieh yang sms? gangguin aja.” Karena penasaran
aku lalu membuka pesan masuk itu, ternyata pesan itu dari Dini.
“Asalamu’alaikum.Wr.Wb. Hai plends ku.. .semua, apa kabar? Dan lagi ngapain? Btw..aku punya kabar nih! Aku baru aja jadian sama Doni. Aku senang deh, karena dia orangnya baik banget.Wassalam” itu adalah bunyi sms Dini. Setelah membaca sms itu, aku sontak kaget. Yah… Doni adalah cowo yang sangat dekat dengan Tresna. Dan Tresnalah yang memperkenalkannya kepada aku dan teman-temanku yang lain. Hmm…Dini satu jurusan yaitu IPS dengan Doni. Sejak itulah mereka dekat, tapi tak ada sedikitpun di benakku dan sahabat yang lain bahwa Dini akan jadian dengan Doni. Aku sangat dekat dengan Tresna dan aku bingung akan menyampaikan kabar itu pada Tresna atau tidak, karena aku punya firasat tak enak tentang masalah ini
“Asalamu’alaikum.Wr.Wb. Hai plends ku.. .semua, apa kabar? Dan lagi ngapain? Btw..aku punya kabar nih! Aku baru aja jadian sama Doni. Aku senang deh, karena dia orangnya baik banget.Wassalam” itu adalah bunyi sms Dini. Setelah membaca sms itu, aku sontak kaget. Yah… Doni adalah cowo yang sangat dekat dengan Tresna. Dan Tresnalah yang memperkenalkannya kepada aku dan teman-temanku yang lain. Hmm…Dini satu jurusan yaitu IPS dengan Doni. Sejak itulah mereka dekat, tapi tak ada sedikitpun di benakku dan sahabat yang lain bahwa Dini akan jadian dengan Doni. Aku sangat dekat dengan Tresna dan aku bingung akan menyampaikan kabar itu pada Tresna atau tidak, karena aku punya firasat tak enak tentang masalah ini
***
Keesokan
harinya aku pergi ke sekolah seperti biasanya. Setelah tiba di sekolah,
beberapa saat kemudian Dewi dan Pipi datang menghampiriku. Kebetulan
kami satu kelas.
“Lis kamu dah dapat kabar Dini?” tanya Pipi
“Iya sudah. Semalam dia sms aku. Jujur aja aku kaget, aku tidak pernah
menyangka kalau mereka akan jadian” kata ku
“iya …aku juga kaget banget. Bisa-bisanya mereka jadian. Tapi kok Doni
nggak ngabarin kita yah?” sambung Dewi
“Mungkin dia malu…hehehe?” kata Pipi
“Iya sudah. Semalam dia sms aku. Jujur aja aku kaget, aku tidak pernah
menyangka kalau mereka akan jadian” kata ku
“iya …aku juga kaget banget. Bisa-bisanya mereka jadian. Tapi kok Doni
nggak ngabarin kita yah?” sambung Dewi
“Mungkin dia malu…hehehe?” kata Pipi
“
Hm…lucu juga yah kalau di pikir-pikir, tapi begitulah, mudah-mudahan
aja dengan mereka pacaran Dini bisa lebih giat belajar. Secara Doni kan anak pintar” kataku.
“Yah…betul juga tuh” kata mereka berdua serentak.
Kami pun tertawa bersama. Mereka pun pamitan mau ke kelas masing-masing.
Kami pun tertawa bersama. Mereka pun pamitan mau ke kelas masing-masing.
***
“Hmm….bagaimana
dengan Tresna yah? Apakah dia sudah tau tentang kabar ini? kira-kira
bagaimana tanggapannya yah?” tanyaku dalam hati.
Tidak lama kemudin Tresna datang. Aku pun langsung menghampirinya.
Tidak lama kemudin Tresna datang. Aku pun langsung menghampirinya.
“Tres semalam kamu dapat sms dari Dini?” tanyaku
“Nggak tuh. Aku nggak mendapat sms dari Dini. Emangnya kenapa?” tanya Tresna
Dalam hatiku berfikir sejenak, bingung mau bilang atau tidak. Ada perasaan takut dalam benakku. Aku pun memutuskan untung memberitahukan kabar itu kepada Tresna.
“Semalam aku mendapat sms dari Dini. Dini ngabarin kalau dia udah jadian sama Doni. Aku kira dia juga ngabarin kamu” kataku.
“Semalam aku mendapat sms dari Dini. Dini ngabarin kalau dia udah jadian sama Doni. Aku kira dia juga ngabarin kamu” kataku.
Tiba-tiba
wajah cerah yang ada di hadapan ku itu berubah menjadi wajah yang nggak
ada semangat lagi seperti tersambar sesuatu. Aku jadi ngerasa nggak
enak. Tak lama kemudian Tresna bicara.
“Aku nggak dapat kabar dari dia, ini aja aku baru tau dari kamu” kata Tresna
“Hmmm…nada suara itu seakan-aka punya maksud lain. Membuat aku bertanya-tanya” tanyaku dalam hati.
“Hmmm…nada suara itu seakan-aka punya maksud lain. Membuat aku bertanya-tanya” tanyaku dalam hati.
“ Aku nggak nyangka mereka bisa jadian. Gimana tanggapanmu?”tanyaku dengan antusias
“No.Comment” jawab Tresna.
Sontak
aku kaget mendengar jawaban Tresna. Nggak nyangka bakalan dapat respon
seperti itu, karena Tresna adalah anak yang selalu bersemangat untuk
bicara dan riang gembira seperti tak ada beban. Aku pun diam dan tidak
menanyakan hal itu lagi. Kemudian aku mengalihkan pembicaraan dengan
topik laen…dan Tresna merespon dengan baik.
Tak
lama kemudian bell masuk pun berbunyi..karena hari itu adalah hari
senin maka wajib bagi setiap siswa untuk mengikuti upacara
bendera.Upacara berlangsung sangat khusyuk. Setelah selesai upacara, aku
pun berjalan bersama dengan Tresna berbarengan karena kelas kami
searah.
“Hmm…aku masih penasaran tentang persoalan itu “ kataku dalam hati
Aku masih penasaran tentang persoalan itu. Aku pun mencoba untuk menanyakan hal itu dengan sangat hati-hati Tresna agar tidak marah
Aku masih penasaran tentang persoalan itu. Aku pun mencoba untuk menanyakan hal itu dengan sangat hati-hati Tresna agar tidak marah
“Tresna aku boleh nanya nggak? Tapi janji dulu jangan marah” kataku
“Iya, emang mau nanya apaan?” kata Tresna
“Iya, emang mau nanya apaan?” kata Tresna
Aku lngsung menjawab “Hmmm…tapi jawab jujur yah?”
“Iya deh. Mau tanya apa sih?” balas Tresna
“Iya deh. Mau tanya apa sih?” balas Tresna
“Kamu suka yah sama Doni? Tresna sayang sama dia lebih dari sahabat yah? ayolah jujur aja, please…kan Cuma sama aku doang bilangnya” tanyaku
Sejenak Tresna diam, kemudian ia tersenyum. Aku pun langsung bicara
“Yah…kok malah senyum-senyum.Aku kan nanya, bukan minta senyum gratis dari kamu” kataku dengan nada ketus
“Iya deh ma’af,hehe. Iya aku punya perasaan lebih dari sahabat sama Doni.”jawab Tresna.
“A…hhhaaa… akhirnya aku tau. Aku udah menduganya, hehe. Trus gimana tanggapan kamu sama dini dan Doni?” tanyaku kembali.
“Aku
kecewa sama Dini, kenapa dia itu tega sama aku? Padahalkan dia udah
janji untuk tidak mengambil Doni dari aku. Kenapa dia ingkar janji?”
curhat Tresna padaku.
“Kamu jangan sedih lagi ya?aku minta ma’af, aku nggak bermaksud buat kamu sedih. Ma’afin aku yah?” aku menenangkannya.
“Kamu jangan sedih lagi ya?aku minta ma’af, aku nggak bermaksud buat kamu sedih. Ma’afin aku yah?” aku menenangkannya.
“Iya nggak apa-apa. Tapi tolong kamu rahasiain soal ini dari anak-anak lain yah?” kata Tresna
“Iya deh aku janji. Jadi kamu dah nggak mau temenan ma Dini lagi?”
“Nggak tau nih..aku masi sakit hati sama dia.”
“Iya deh aku janji. Jadi kamu dah nggak mau temenan ma Dini lagi?”
“Nggak tau nih..aku masi sakit hati sama dia.”
“Yang
sabar yah? aku mohon tolong jangan sampe kamu dan Dini musuhan Cuma
karena cowok. Sayangkan kalau Cuma gara-gara cowok trus persahabatan
kita selama ini hancur”
“Hmmm…nggak tau deh. Aku hanya sakit hati aja karena di mengingkari janjinya padaku” Tresna
“Ya sudah nggak usah di bahas lagi. Nanti malah tambah bikin sakit hati kamu nambah”
“Yuups..betul…betull…betul..” kata Tresna
“Yuups..betul…betull…betul..” kata Tresna
Kamipun tersenyum bersama. Setelah itu kami berpisah untuk ke kelas masing-masing.
***
Sudah
1 bulan Tresna tidak lagi berkomunikasi dengan Dini dan Doni. Dini dan
Doni selalu mencoba menghubungi Tresna tetapi tidak pernah di hiraukan
olehnya. Sampai pada suatu hari, tanpa di sengaja pada saat aku dan
Tresna sedang jalan-jalan dia bertemu dengan Dini, ia langsung menyapa
kami berdua.
“Hai Tresna…,hai Lismah..apa kabar? lama kita nggak ketemu. Aku kangen deh ma kalian semua” kata Dini
Dengan ketus Tresna menjawabnya “Aku sama skali nggak kangen sama orang penghianat”
“Maksud kamu apa Tres? Aku nggak ngerti deh.” Kata Dini
“Udah deh nggak usak sok nggak tau. Tampang aja lugu…ternyata hati kamu jahat banget” kata Tresna dengan nada marah
“Sebenarnya kamu ini kenapa sih Tres?” tanya Dini
“Heellllooooww…pura-pura
nggak tau lagi. Dasar emang kamu yah…cewek nggak tau diri…gebetan teman
di embat juga. Punya malu nggak sieh lho?” kata tresna.
Dini
pun tanggap dengan kata-kata Tresna barusan. Yah… kini dia mengerti
bahwa yang Tresna maksud itu ia telah merebut Doni darinya.
“Tres kamu jangan langsung marah dulu. Apakah aku salah kalau aku juga
sayang sama Doni? Toh doni yang milih aku, tanpa paksaan.”
sayang sama Doni? Toh doni yang milih aku, tanpa paksaan.”
“Oooo…h
jadi begitu yah…emang yah kalau cewek nggak punya perasaan.Ingat nggak
sih kamu ma ucapan kamu sendiri. Ma janji palsu kamu itu.Dasar cewek
nggak tau malu..Aku benci kamu. Mulai sekarang aku nggak mau lagi
sahabatan ma kamu lagi…Aku benci..,benci,..benci banget ma kamu”.
Tresna
pun berlari sambil meneteskan air mata..tanpa bersuara lagi. Aku yang
sedari tadi menyaksikan pertengkaran itu tak mampu bicara. Aku terdiam
seribu bahasa. Aku syok melihat kedua sahabat yang amat di cintainya
memutuskan tali persahabatan hanya karena seorang cowok. Lama-lama rasa
kesal aku pun muncul, marah dan ingin membenci Doni. Aku merasa penyebab
semua ini adalah dia. Setibanya di rumah aku langsung menghubungi Doni
lewat sms.
“Asslam.Doni aku mau ketemu kamu sekarang. Tolong kamu ke rumah ku.”
Doni pun membalas sms itu “Wassalam.Memangnya ada hal apa, kamu nyuruh aku datang ke rumah mu? ada acara makan-makan? hehe”
Yah…memang Doni adalah anak yang doyan bercanda. Aku pun membalas sms itu.
“Ada hal penting yang nggak bisa aku jelasin ma kamu di sms. Buruan datang ke rumah. Ini penting, aku nggak bercanda”
“Ada hal penting yang nggak bisa aku jelasin ma kamu di sms. Buruan datang ke rumah. Ini penting, aku nggak bercanda”
Doni nggak lagi membalas sms itu. 15 menit kemudian ia telah berada di depan rumahku. Dia lalu mengirim sms.
“Assalam.
lis keluar aja, aku udah di depan rumah kamu. Kita ngobrol di luar aja.
Nggak enak kalau di dalam. Nggak enak sama orang tua kamu”
Tanpa membalas sms itu aku langsung keluar untuk menemui Doni yang ada
di depan rumahku. Ksabaranku sudah habis,kemarahanku layaknya seperti orang kerasukan setan, wajahku merah padam. Aku lagi kesal. Yah…kesal sama si Doni atas perbuatannya kepada kedua orang sahabatku. Tanpa basa-basi akupun langsung ngelabrak dia sambil marah-marah.
di depan rumahku. Ksabaranku sudah habis,kemarahanku layaknya seperti orang kerasukan setan, wajahku merah padam. Aku lagi kesal. Yah…kesal sama si Doni atas perbuatannya kepada kedua orang sahabatku. Tanpa basa-basi akupun langsung ngelabrak dia sambil marah-marah.
“Eh Don mau kamu itu apa sih?”
Doni yang saat itu tidak tau sedikitpun penyebab aku marah sangat kebingungan.
“Kamu ini kenapa sih Lis? orang datang kok malah marah-marah?” tanya Doni dengan nada heran.
“Mau tau apa yang terjadi?” aku balik bertanya
“Iyalah..tentu saja” jawab Doni
Doni yang saat itu tidak tau sedikitpun penyebab aku marah sangat kebingungan.
“Kamu ini kenapa sih Lis? orang datang kok malah marah-marah?” tanya Doni dengan nada heran.
“Mau tau apa yang terjadi?” aku balik bertanya
“Iyalah..tentu saja” jawab Doni
“Kamu
tuh nyadar nggak sieh atas apa yang kamu lakukan? Tau nggak sieh
gara-gara kamu kedua teman baikku bertengkar. Yah…semua itu hanya karena
kamu. Aku tuh dah muak sama kamu, sepertinya kamu senang melihat aku
dan sahabat-sahabat ku bertengkar dan saling menjatuhkan. Kamu jadi
cowok jangan sok deh. Aku dah cape liat
tampang kamu yang sok tau apa-apa soal masalah ini. Diam-diam tanpa
tahu kesusahan orang. Kamu nyadar nggak sih…kalau kamu itu biang kerok
dari pertengkaran Tresna dan Dini?” ucapku dengan nada kesal.
Doni kaget melihatku marah, setahunya aku tak pernah marah seperti itu.
“Aku
nggak nyangka kalau semuanya bakal jadi kayak gini. Aku minta ma’af
lis. Sungguh aku nggak bermaksud untuk ngancurin persahabatan kalian.
Malah aku iri, karena persahabatan kalian itu sangat erat. Aku akan
nyelesain semua ini.” Kata Doni.
Dia pun kirim sms pada Dini dan Tresna yang isinya menyuruh mereka berdua untuk datang ke rumahku, karena ada hal penting. Lima
belas menit kemudian mereka tiba di rumaku bersamaan. Mereka pun
bingung, dan Tresna nampaknya kesal karena harus bertemu dengan Dini
lagi. Ia ingin pulang, tetapi Doni menahannya dan langsung menyuruh
mereka berdua untuk duduk. Ia pun lansung bicara.
“
Aku menyuruh kalian kemari untuk meluruskan semua kekacauan ini. Tresna
aku minta maaf karena aku udah nyakitin perasaan kamu dengan pacaran
sama sahabat kamu. Sungguh aku nggak bermaksud untuk nyakitin kamu dan
ngancurin persahabatan kalian.” Sejenak ia berhenti,dan melanjutkan
penjelasannya.
“ Aku sebenarnya tidak mencintai kamu din. Aku emang salah. Aku hanya menjadikan kamu pelampiasan”
Mendengar kata-kata itu, Dini langsung meneteskan air mata. Ia tak sanggup lagi bicara.
Akupun
angkat bicara “Jadi maksud kamu ini apa? Kamu jahat banget yah Don.
kami semua berteman ma kamu ikhlas tidak pernah nuntut balasan apapun,
dan apa pernah kami jahatin kamu? Tapi kenapa kamu malah membalas kami
seperti ini. Kalaupun kami ada salah, kamu bilang dong. Jangan nusuk
dari belakang” aku sangat marah padanya.
Ia lalu melnjutkan penjelasannya “ Aku tidak bermaksud nusuk kalian dari belakang. Awalnya aku memang dah bisa menebak kalau Tresna punya rasa sayang ma aku lebih dari sahabat, aku nggak ingin nyakitin kamu Tres. Makanya aku putuskan untuk cari pacar sebelum kamu terlanjur sayang ma ku terlalu jauh. Dan saat itu cewe yang lagi dekat ma ku adalah Dini. Aku nembak dia, ingin dia jadi pacar ku agar kamu nggak terpukul kalau nanti aku nolak kamu secara terang-terangan. Aku sadar, apa yang aku perbuat ini salah. Aku menjadikan Dini sebagai pelampiasan ku. Ma’afin aku yah Din? Aku nggak nyangka semuanya bakalan jadi kayak gini. Aku pikir setelah aku jadian ma kamu, Tresna akan ikhlasin aku buat kamu dan aku bisa sayang ma kamu seiring dengan berjalannya waktu, tapi ternyata aku salah. Aku mohon ma’afin aku. Please…!!”
Ia lalu melnjutkan penjelasannya “ Aku tidak bermaksud nusuk kalian dari belakang. Awalnya aku memang dah bisa menebak kalau Tresna punya rasa sayang ma aku lebih dari sahabat, aku nggak ingin nyakitin kamu Tres. Makanya aku putuskan untuk cari pacar sebelum kamu terlanjur sayang ma ku terlalu jauh. Dan saat itu cewe yang lagi dekat ma ku adalah Dini. Aku nembak dia, ingin dia jadi pacar ku agar kamu nggak terpukul kalau nanti aku nolak kamu secara terang-terangan. Aku sadar, apa yang aku perbuat ini salah. Aku menjadikan Dini sebagai pelampiasan ku. Ma’afin aku yah Din? Aku nggak nyangka semuanya bakalan jadi kayak gini. Aku pikir setelah aku jadian ma kamu, Tresna akan ikhlasin aku buat kamu dan aku bisa sayang ma kamu seiring dengan berjalannya waktu, tapi ternyata aku salah. Aku mohon ma’afin aku. Please…!!”
“Aku
paham sekarang, iya aku ma’afinkamu tapi tolong jangan ada lagi hal
yang menyakitkan seperti ini lagi. Sekarang aku bisa ikhlas terhadap
keputusan kamu memilih” Kata Tresna yang sedari tadi diam.
“Iya
aku juga dah ma’afin kamu dan aku juga ingin minta ma’af. Aku mau jujur
bahwa selama aku pacaran ma kamu Don, aku selingkuh dengan cowo lain
yaitu Irwan sekelas kita. Itu semua aku lakukan karena kamu selalu
bersikap dingin ke aku. Seakan-akan aku ini bukan pacar kamu. Ma’afin
aku ya Don. Tres ma’afin aku juga yah? selama ini aku dah egois. Karena
keegoisan ku itu tanpa sadar aku nyakitin banyak orang terutama kamu”
tutur Dini.
Aku merasa bersalah karena aku uda bentak-bentak doni, akupun langsung minta maaf padanya
“Aku juga minta ma’af yah Don karena aku dah bentak-bentak kamu dengan suara keras tadi tanpa tau penyebab permasalahan ini.”
Kini
Tresna sadar bahwa luka dan kekecewaannya mengajarkan satu hal yang
berharga yaitu jujur dan mengerti diri sendiri dan orang lain. Karena
sikap egoisme yang ada pada diri setiap manusia terkadang manjadi suatu
hal yang terlampaui batas sehingga menyebabkan kahancuran.
Aku,
Dini, Tresna, dan Doni pun saling meminta ma’af dan mema’afkan.
Kemudian kami tersenyum bersama. Akupun menelepon sahabatnya yang lain.
Meminta mereka semua untuk datang ke rumahku, kita akan makan bersama
seraya memanjatkan syukur atas terselesainya permasalahan ini dan
kembalinya hubungan persahabatan aku dan sahabat-sahabatku yang semakin
erat dan mengesankan.
Itulah
uniknya persahabatan dan cinta. Terkadang tanpa aku sadari kita telah
menyakiti sahabat kita demi seorang yang kita cintai, dan terkadang kita
menyakiti orang yang kita cintai demi sahabat kita. Yah…itulah dilema
hidup yang selalu ada dalam setiap alur hidup kita. Janganlah putus asa
dalam meraih sahabat dan cintamu yang terbaik untukmu. Dalam alur hidup
yang kita tempuh satu kebohongan kecil akan membuat semuanya hancur…dan
satu kejujuran kecil akan membangun kehancuran itu menjadi lebih baik.
Belajarlah
dari kesalahan dan masa lalu dan menjadikan masa depan sebuah upaya
perbaikan diri menjdi lebih baik dari sebelumnya…^_^
***
No comments:
Post a Comment